Sunday, September 14, 2008

IMF Usul BI Rate Naik Hingga 10,5%

International Monetary Fund (IMF) mengusulkan bunga acuan Indonesia (BI rate) sebaiknya terus dinaikkan hingga mencapai 10,5%. Hal ini dinilai perlu untuk memastikan agar inflasi bisa terus ditekan.

Laporan IMF yang dikeluarkan bulan September 2008 bertajuk 'Indonesia: Selected Issue' menunjukan ekspektasi mengenai kebijakan moneter kedepan memainkan peranan yang sangat penting sebagai landasan perkiraan inflasi dan penentuan nilai tukar.

"Meskipun ada ketidakpastian mengenai besaran kenaikan bunga acuan yang dibutuhkan, model simulasi kami menyarankan adanya kebijakan kenaikan bunga acuan hingga setidaknya 10,5% sebagai puncak siklusnya," demikian disampaikan IMF.

Kenaikan bunga acuan hingga 10,5% ini dinilai sejalan dengan perkiraan banyak pihak sekaligus meyakinkan inflasi benar-benar akan dikendalikan supaya menurun. Namun tentu saja besaran kenaikan bunga acuan harus mempertimbangkan lagi rencana inflasi dan pengembangan ekonomi ke depan.

IMF juga menuturkan, semakin cepat keputusan tegas dibuat akan memberikan keuntungan jangka menengah karena berarti bisa menurunkan bunga acuan lebih awal juga. Sementara jika makin lama menunda kenaikan bunga acuan bisa membuat melemahnya kredibilitas dan menyulitkan pencapaian target jangka menengah.

"Apalagi, semakin lama menaikkan bunga acuan hanya akan menunda, bukannya menghindari kenaikan bunga acuan. Di sisi lain, risiko menaikkan bunga acuan secara agresif terlihat sangat kecil karena bagaimanapun kenaikan ini diperlukan,"

Beberapa risiko yang dimaksud adalah harga makanan dan situasi eksternal. Harga makanan memang diprediksi akan tetap memberikan risiko dalam jangka pendek. Di sisi lain, hilangnya kepercayaan secara drastis akan menghasilkan pelemahan nilai tukar yang signifikan yang buntutnya justru membutuhkan respon yang jauh lebih agresif lagi.

No comments: